MENGENAL SETAN DAN GODAANNYA
Sesungguhnya diantara ujian yang menimpa umat Islam dewasa ini adalah adanya kecenderungan pemikiran sebagian pemeluknya yang ingin mengangkat panji-panji kecemerlangan Islam dan menisbahkannya kepada agama ini, namun anehnya mereka berusaha mencocok-cocokkan antara Islam dengan bermacam-macam pemikiran produk kebudayaan Eropa di zaman baru dan modern ini.
Hal ini terlihat secara jelas pada usaha “rasionalisasi dalil-dalil syar’i” yang dilakukan oleh sebagian kalangan umat Islam dengan semata-mata berdasarkan sangkaan - sangkaan dan pemahaman-pemahaman mereka tanpa adanya tuntunan dari wahyu. Dengan usaha tersebut, mereka banyak memutarbalikkan makna-makna istilah yang sudah
Ahlussunnah wal Jama’ah tidak pernah menafsirkan teks-teks wahyu ilahi dengan semata-mata menggunakan ra’yu (akal) bahkan mereka melarang model penafsiran seperti ini, akan tetapi mereka telah memiliki kaidah-kaidah yang sudah baku dalam menafsirkan teks-teks wahyu tersebut yang sering dikenal dengan istilah ilmu ushul tafsir (ilmu tentang kaidah-kaidah tafsir) sebagaimana banyak dimuat di dalam kitab-kitab para ulama salaf. Sesungguhnya usaha tafsir yang mereka lakukan telah menjauhkan rasio orang Islam dari pemahaman dien yang benar, sementara itu usaha ini tidak mendekatkan rasio orang Eropa pada pengertian-pengertian wahyu ilahi dan pada Islam sedikitpun.
Adapun pembicaraan tentang setan, mereka memiliki penafsiran yang sangat aneh dan menyimpang, mereka mengingkari adanya setan secara tidak langsung. Mereka beranggapan bahwa setan adalah “simbol maknawi untuk kekuatan jahat” bukan makhluk secara hakiki sebagaimana yang dipahami Ahlussunnah wal Jama’ah. Padahal, keyakinan seorang muslim bahwa setan adalah benar-benar makhluk menjadikannya senantiasa waspada melawan serangannya berupa fitnah-fitnah nafsu syahwat dan beraneka ragam kebatilan. Akan tetapi, dengan hilangnya keyakinan yang benar ini hilang pulalah kesadaran untuk memeranginya, sehingga hilang atau melemah pula kewaspadaan terhadap jebakan-jebakan setan tersebut.
Apakah Setan Itu ?
Pertanyaan tersebut termasuk perkara mendasar dalam masalah aqidah. Apakah setan itu? Apakah ia merupakan wujud hakiki atau hanya maknawi saja ? Apakah ia merupakan pikiran-pikiran dan bisikan -bisikan kejahatan -- seperti dugaan sebagian orang -- atau ia hanyalah kuman-kuman / mikroba seperti yang diklaim kelompok lainnya ? Mungkinkah setan hanya simbol adanya kejahatan, yang kita tempatkan sekedar simbol saja agar dapat dibicarakan ?
Setan Menurut Ahlussunnah Wal Jama’ah
Aqidah kita - ahlussunnah wal jama’ah - meyakini bahwa setan itu berasal dari golongan jin dan ia mempunyai turunan yang sangat banyak. Allah swt berfirman :
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim” (QS Al Kahfi : 50 ).
Uslub (Metodologi) Setan Dalam Menggoda Manusia
Setan menggunakan uslub yang bertahap dalam menyesatkan manusia, baik dalam materi ajakannya maupun dalam caranya.
Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah menyebutkan ada 6 tahapan dalam materi ajakan setan, sebagai berikut :
Tahap Pertama, yaitu tahapan syirik atau kafir. Setan berusaha agar manusia menjadi kafir atau musyrik. Jika ia adalah orang Islam, usahanya diturunkan ketahap berikutnya.
Tahap Kedua, yaitu tahapan bid’ah. Manusia dibuatnya untuk membuat dan menerapkan bid’ah. Jika ia termasuk Ahlussunnah, dimulailah tahap yang ketiga.
Tahap Ketiga, yaitu tahapan kabaair (maksiat berupa dosa-dosa besar). Jika ia dijaga Allah dari melakukan perbuatan dosa besar, setan tidak putus asa untuk terus menggodanya.
Tahapan Keempat, yaitu tahapan shaghaair (maksiat berupa dosa-dosa kecil). Jika ia terjaga juga darinya, mulailah setan menyibukkan orang tersebut dengan uslub (
Tahapan Kelima, yaitu tahapan menyia-nyiakan waktu. Setan menyibukkannya dengan hal-hal yang mubah (boleh), sehingga ia menghabiskan waktunya dalam hal mubah, tidak sibuk dalam hal-hal yang berpahala, padahal kita semua diperintahkan mengamalkannnya.
Tahapan Keenam, yaitu tahapan mendahulukan yang mafdhul (kurang utama) dan melalaikan yang afdhal (lebih utama). Setan menyibukkannya dengan amal-amal yang mafdhul (kurang utama) sehingga ia lalai dari mengamalkan amalan yang afdhal (lebih utama).
Dengan enam tahapan seperti ini hampir tidak ada satupun manusia yang lolos dari godaan setan, karena memang setan sangat lihai dan sangat mengetahui kondisi mangsa yang akan digodanya dan dengan materi yang seperti apa seharusnya ia digoda. Sehingga baik ia orang awwam maupun orang alim sekalipun tidak lepas dari jerat-jerat godaannya. Hanya hamba-hamba Allah yang ikhlas saja yang dapt lolos dari godaannya. Allah berfirman :
“ Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar- benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta`at)”. (QS. Al-A’raaf : 16 & 17)
Setan sangat bersungguh-sungguh dalam dakwahnya, dengan mengajak secara bertahap dalam materi ajakannya. Adapun dalam cara mengajaknya,maka setan itu menjerumuskan manusia selangkah demi selangkah.
Pada mulanya setan berusaha menggelincirkan manusia sedikit demi sedikit, kemudian bertahap menuju tujuannya. Setan masuk pada siapapun dengan uslub yang cocok dengan jati dirinya.
v Setan masuk pada orang zahid (oarng yang sederhana) dengan kezuhudannya.
v Setan masuk pada orang alim (berilmu) dengan melalui pintu ilmu.
v Setan masuk pada orang jahil (bodoh) dengan kebodohannya pula !!!
Singkatnya, hampir semua jenis dan tipe manusia tidak luput dari tipu daya dan godaan setan yang memang sangat beranekaragam sesuai dengan tipe manusia yang akan digodanya. Oleh karena itu hendaklah kita berhati-hati dari godaan dan tipu daya setan yang memang sangat liahia ini.
Sumber : Kitab” Godaan Setan Pada Orang-orang Shaleh”, DR.Abdullah Al Khaathir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar