Sabtu, 12 April 2008

Winner and Looser



Pemenang selalu jadi bagian dari jawaban
Pecundang selalu jadi bagian dari masalah

Pemenang selalu punya program
Pecundang selalu punya kambing hitam

Pemenang selalu berkata, " Biarkan saya mengerjakan untuk Anda"
Pecundang selalu berkata, "Itu bukan kerjaan saya"

Pemenang selalu melihat jawaban dalam setiap masalah
Pecundang selalu melihat masalah dalam setiap jawaban

Pemenang selalu berkata, "Itu memang sulit,tapi kemungkinan bisa"
Pecundang selalu berkata, "Itu mungkin bisa,tapi terlalu sulit".

Saat pemenang melakukan kesalahan, dia berkata,"saya salah".
Saat pecundang melakukan kesalahan,dia berkata,"itu bukan salah saya".

Pemenang membuat komitment-komitment
Pecundang membuat janji-janji

Pemenang mempunyai impian-impian
Pecundang punya tipu muslihat.

Pemenang berkata, "Saya harus melakukan sesuatu".
Pecundang berkata, "Harus ada yang dilakukan".

Pemenang adalah bagian dari sebuah tim
Pecundang melepasakan diri dari tim

Pemenang melihat keuntungan
Pecundang melihat kesusahan

Pemenang melihat kemungkinan-kemungkinan
Pecundang melihat permasalahan

Pemenang percaya pada menang/menang-win/win
Pecundang percaya,mereka harus menang,orang lain yang harus kalah
Pemenang melihat potensi
Pecundang melihat yang sudah lewat

Pemenang melihat seperti thermostat-alat pengantur/pengimbang panas
Pecundang seperti thermometer

Pemenang memilih apa yang mereka katakan
Pecundang mengatakan apa yang mereka pilih

Pemenang menggunakan argumentasi keras tapi kata-kata lembut
Pecundang menggunakan argumentasi lunak tapi kata-kata keras

Pemenang berpegang teguh pada nilai-nilai tapi bersedia kompromi pada
hal-hal remeh
Pecundang berkeras pada hal-hal remeh tapi kompromikan pada nilai-
nilai

Pemenang menganut filosifi empati,"jangan perbuat pada orang lain apa
yang Anda tidak ingin orang lain perbuat pada Anda".
Pecundang menganut filosofi,"lakukan pada orang lain sebelum mereka
melakukan pada Anda

Pemenang membuat sesuatu terjadi
Pecundang membiarkan sesuatu terjadi

dee [rangking 43 dari 43 tapi bukan pecundang].

Mungkin termasuk juga:

Pemenang mengimani surga
Pecundang percaya surga

Nb. Iman adalah percaya diikuti ketaatan, sedangkan percaya adalah
sekedar percaya; atau bahkan sekedar mengaku percaya

Sebab Cinta Tak Kenal Waktu

Apa kabar, Yang?

Semoga makin berpeluh cinta-Nya.

Apa kabar hati?

Semoga selalu bersih dari noda.

Apa kabar iman?

Semoga kian menapak menapak maju.

Keep Allah in your heart,

And may He always loves you.

Kangen ...

eramuslim - Bait di atas adalah isi sebuah SMS yang saya terima dari seorang sahabat. Malam-malam, menjelang tidur. Saya kontan tersenyum. Mengingat perjumpaan hari itu dengannya. Tidak ada yang istimewa, sebab esok hari pun kami pasti akan berjumpa lagi. Ia, sahabat itu, adalah teman sekantor saya.

Senyum saya malam itu, juga sebab mengingat sebuah hal kecil yang seringkali saya alami. Dengan teman-teman dan sahabat saya. Hal sepele, namun berarti besar. Sering dilupakan dan bahkan tak lagi menjadi sesuatu hal yang penting, namun setiap kali merasakannya, pengaruhnya begitu besar. Sebuah perhatian.

Dulu, saya sering menganggap penting sebuah momen hari ulang tahun. Mengapa? Sebab pada hari itu, sekian banyak teman dan sahabat yang menghampiri, menyalami, memeluk, dan untaian doa mereka sampaikan lewat lisan, telepon, atau hanya mengirimkan SMS. Kalau ada satu dua orang yang lupa atau tidak 'berpartisipasi', apalagi bila ia adalah teman dekat, rasanya ada yang kurang. Mungkin juga terbersit perasaan kecewa. Walaupun hanya satu hari, tapi begitu membahagiakan rasanya. Sepertinya, hari itu bertabur cinta.

Bila memar yang bertalu/

Bila gebyar sendu yang menderu/

Dan jika pilu yang menyergapmu/

Maka temukan penawar dalam khusyu-mu/

Maka lerai gundahmu dalam pintamu/

Di penghujung malam.

Seorang sahabat, ia selalu hadir kapan saja dibutuhkan. Walau tak ada sosoknya, walau hanya untaian doa yang ia kirimkan. Seorang sahabat, memberikan banyak dan lagi tak meminta apa-apa. Bait di atas, adalah satu lagi SMS yang saya terima darinya.

Dulu, saya pikir, seorang sahabat yang baik adalah yang selalu mengikuti apa yang saya mau. Yang selalu mendukung segala yang saya perbuat dan lakukan. Yang memberikan dan mengajak saya untuk mendapatkan kesenangan dan lagi kesenangan.

Suatu hari, seorang sahabat saya di kampus berkata,

"Seneng banget deh kalau datang ke kampus. Aku bisa melihat kalian, walau kita nggak ngobrol, tapi lihat kalian ada di sana, itu udah bikin aku bersemangat!"

Ya, bukankah seorang muslim yang baik adalah apabila saudaranya melihat wajahnya, maka akan mengingatkan saudaranya itu kepada Allah? Yang tak sekadar memberikan kita kesenangan dalam keseharian? Tapi juga dengan tegas mengingatkan kala kita melakukan kesalahan. Yang tak sekadar menjadikan kita teman main dan menghabiskan waktu? Tapi juga menjadi penyejuk hati dan penegur diri saat hati ini beku.

... dan rinduku untukmu

selalu berderu

dalam gairahku

menuju cinta Rabb-ku,

lewat lisanku,

sampaikan doaku-

dalam malamku-

untukmu

Bait di atas, adalah isi SMS yang saya kirim kepadanya, malam itu. Perhatian-perhatian itu, cinta itu, sekarang, rasanya saya bisa mendapatkannya setiap hari. Sebab cinta tak mengenal waktu.

D.H. Devita

dh_devita@eramuslim.com

Mendayunglah Kalian Hingga ke Tepian…



Dimanapun engkau,
Dan dalam keadaan apapun,
Berusahalah dengan sungguh-sungguh
Tuk menjadi seorang pencinta

Tatkala cinta benar-benar tiba
Dan menyelimutimu
Maka selamanya kau akan menjadi seorang pencinta.
(Kearifan cinta, Jalaluddin Rumi)

Ketika melihat pasangan yang baru menikah, saya suka tersenyum. Bukan apa-apa, saya hanya ikut merasakan kebahagiaan yang berbinar spontan dari wajah-wajah syahdu mereka. Tangan yang saling berkaitan ketika berjalan, tatapan-tatapan penuh makna, bahkan sirat keengganan saat hendak berpisah. Seorang sahabat yang tadinya mahal tersenyum, setelah menikah senyumnya selalu saja mengembang. Ketika saya tanyakan mengapa, singkat dia berujar "Menikahlah! Nanti juga tahu sendiri". Aih...

Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik itu yang saya baca dalam sebuah buku pernikahan. Jadi ketika seseorang menikah, sungguh ia telah menjalankan sebuah sunnah yang di sukai Nabi. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Allah hanya menyebut nabi-nabi yang menikah dalam kitab-Nya. Hal ini menunjukkan betapa Allah menunjukkan keutamaan pernikahan. Dalam firmannya,"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yang berfikir." (QS. Ar-Rum: 21).

Menikah itu Subhanallah indah, kata Almarhum ayah saya dan hanya bisa dirasakan oleh yang sudah menjalaninya. Ketika sudah menikah, semuanya menjadi begitu jelas, alur ibadah suami dan istri. Beliau mengibaratkan ketika seseorang baru menikah dunia menjadi terang benderang, saat itu kicauan burung terdengar begitu merdu. Sepoi angin dimaknai begitu dalam, makanan yang terhidang selalu saja disantap lezat. Mendung di langit bukan masalah besar. Seolah dunia milik mereka saja, mengapa? karena semuanya dinikmati berdua. Hidup seperti seolah baru dimulai, sejarah keluarga baru saja disusun.

Namun sayang tambahnya, semua itu lambat laun menguap ke angkasa membumbung atau raib ditelan dalamnya bumi. Entahlah saat itu cinta mereka berpendar ke mana. Seiring detik yang berloncatan, seolah cinta mereka juga. Banyak dari pasangan yang akhirnya tidak sampai ke tujuan, tak terhitung pasangan yang terburai kehilangan pegangan, selanjutnya perahu mereka karam sebelum sempat berlabuh di tepian. Bercerai, sebuah amalan yang diperbolehkan tapi sangat dibenci Allah.

Ketika Allah menjalinkan perasaan cinta diantara suami istri, sungguh itu adalah anugerah bertubi yang harus disyukuri. Karena cinta istri kepada suami berbuah ketaatan untuk selalu menjaga kehormatan diri dan keluarga. Dan cinta suami kepada istri menetaskan keinginan melindungi dan membimbingnya sepenuh hati. Lanjutnya kemudian.

Saya jadi ingat, saat itu seorang istri memarahi suaminya habis-habisan, saya yang berada di sana merasa iba melihat sang suami yang terdiam. Padahal ia baru saja pulang kantor, peluh masih membasah, kesegaran pada saat pergi sama sekali tidak nampak, kelelahan begitu lekat di wajah. Hanya karena masalah kecil, emosi istri meledak begitu hebat. Saya kira akan terjadi "perang" hingga bermaksud mengajak anak-anak main di belakang. Tapi ternyata di luar dugaan, suami malah mendaratkan sun sayang penuh mesra di kening sang istri. Istrinya yang sedang berapi-api pun padam, senyum malu-malunya mengembang kemudian dan merdu suaranya bertutur "Maafkan Mama ya Pa..". Gegas ia raih tangan suami dan mendekatkannya juga ke kening, rutinitasnya setiap kali suaminya datang.

Jauh setelah kejadian itu, saya bertanya pada sang suami kenapa ia berbuat demikian. "Saya mencintainya, karena ia istri yang dianugerahkan Allah, karena ia ibu dari anak-anak. Yah karena saya mencintainya" demikian jawabannya.

Ibn Qayyim Al-Jauziah seorang ulama besar, menyebutkan bahwa cinta mempunyai tanda-tanda. Pertama, ketika mereka saling mencintai maka sekali saja mereka tidak akan pernah saling mengkhianati, Mereka akan saling setia senantiasa, memberikan semua komitmen mereka. Kedua, ketika seseorang mencintai, maka dia akan mengutamakan yang dicintainya, seorang istri akan mengutamakan suami dalam keluarga, dan seorang suami tentu saja akan mengutamakan istri dalam hal perlindungan dan nafkahnya. Mereka akan sama-sama saling mengutamakan, tidak ada yang merasa superior. Ketiga, ketika mereka saling mencintai maka sedetikpun mereka tidak akan mau berpisah, lubuk hatinya selalu saling terpaut. Meskipun secara fisik berjauhan, hati mereka seolah selalu tersambung. Ada do'a istrinya agar suami selamat dalam perjalanan dan memperoleh sukses dalam pekerjaan. Ada tengadah jemari istri kepada Allahi supaya suami selalu dalam perlindunganNya, tidak tergelincir. Juga ada ingatan suami yang sedang membanting tulang meraup nafkah halal kepada istri tercinta, sedang apakah gerangan Istrinya, lebih semangatlah ia.

Saudaraku, ketika segala sesuatunya berjalan begitu rumit dalam sebuah rumah tangga, saat-saat cinta tidak lagi menggunung dan menghilang seiring persoalan yang datang silih berganti. Perkenankan saya mengingatkan lagi sebuah hadist nabi. Ada baiknya para istri dan suami menyelami bulir-bulir nasehat berharga dari Nabi Muhammad. Salah satu wasiat Rasulullah yang diucapkannya pada saat-saat terakhir kehidupannya dalam peristiwa haji wada': "Barang siapa -diantara para suami- bersabar atas perilaku buruk dari istrinya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Ayyub atas kesabarannya menanggung penderitaan. Dan barang siapa -diantara para istri- bersabar atas perilaku buruk suaminya, maka Allah akan memberinya pahala seperti yang Allah berikan kepada Asiah, istri fir'aun" (HR Nasa-iy dan Ibnu Majah ).

Kepada saudaraku yang baru saja menggenapkan setengah dien, Tak ada salahnya juga untuk saudaraku yang sudah lama mencicipi asam garamnya pernikahan, Patrikan firman Allah dalam ingatan : "...Mereka (para istri) adalah pakaian bagi kalian (para suami) dan kalian adalah pakaian bagi mereka..." (QS. Al-Baqarah:187)

Torehkan hadist ini dalam benak : "Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istrinya dan begitu pula dengan istrinya, maka Allah memperhatikan mereka dengan penuh rahmat, manakala suaminya merengkuh telapak tangan istrinya dengan mesra, berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela jemarinya" (Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi' dari Abu Sa'id Alkhudzri r.a)

Kepada sahabat yang baru saja membingkai sebuah keluarga, Kepada para pasutri yang usia rumah tangganya tidak lagi seumur jagung, Ingatlah ketika suami mengharapkan istri berperilaku seperti Khadijah istri Nabi, maka suami juga harus meniru perlakukan Nabi Muhammad kepada para Istrinya. Begitu juga sebaliknya.

Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah, istri yang ketika suami memandangnya pasti menyejukkan mata, ketika suaminya menuntunnya kepada kebaikan maka dengan sepenuh hati dia akan mentaatinya, jua tatkala suami pergi maka dia akan amanah menjaga harta dan kehormatannya. Istri yang tidak silau dengan gemerlap dunia melainkan istri yang selalu bergegas merengkuh setiap kemilau ridha suami.

Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya. Suami yang selalu dan selalu mengukirkan senyuman di wajah istrinya. Suami yang menjadi qawwam istrinya. Suami yang begitu tangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarga. Suami yang tak lelah berlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya. Suami yang menjadi seorang nahkoda kapal keluarga, mengarungi samudera agar selamat menuju tepian hakiki "Surga". Dia memegang teguh firman Allah, "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6)

Akhirnya, semuanya mudah-mudah tetap berjalan dengan semestinya. Semua berlaku sama seperti permulaan. Tidak kurang, tidak juga berlebihan. Meski riak-riak gelombang mengombang-ambing perahu yang sedang dikayuh, atau karang begitu gigih berdiri menghalangi biduk untuk sampai ketepian. Karakter suami istri demikian, Insya Allah dapat melaluinya dengan hasil baik. Sehingga setiap butir hari yang bergulir akan tetap indah, fajar di ufuk selalu saja tampak merekah. Keduanya menghiasi masa dengan kesyukuran, keduanya berbahtera dengan bekal cinta. Sama seperti syair yang digaungkan Gibran,

Bangun di fajar subuh dengan hati seringan awan
Mensyukuri hari baru penuh sinar kecintaan
Istirahat di terik siang merenungkan puncak getaran cinta
Pulang di kala senja dengan syukur penuh di rongga dada
Kemudian terlena dengan doa bagi yang tercinta dalam sanubari
Dan sebuah nyanyian kesyukuran tersungging di bibir senyuman
,/i>

Semoga Allah selalu menghimpunkan kalian (yang saling mencintai karena Allah dalam ikatan halal pernikahan) dalam kebaikan. Mudah-mudahan Allah yang maha lembut melimpahkan kepada kalian bening saripati cinta, cinta yang menghangati nafas keluarga, cinta yang menyelamatkan. Semoga Allah memampukan kalian membingkai keluarga sakinah, mawaddah, warrahmah. Semoga Allah mematrikan helai keikhlasan di setiap gerak dalam keluarga. Jua Allah yang maha menetapkan, mengekalkan ikatan pernikahan tidak hanya di dunia yang serba fana tapi sampai ke sana, the real world "Akhirat". Mudah-mudahan kalian selamat mendayung sampai ketepian. Allahumma Aamiin.

Barakallahu, untuk para pengantin muda. Mudah-mudahan saya mampu mengikuti tapak kalian yang begitu berani mengambil sebuah keputusan besar, yang begitu nyata menandakan ketaqwaan kepada Allah serta ketaatan kepada sunnah Rasul Pilihan. Mudah-mudahan jika giliran saya tiba, tak perlu lagi saya bertanya mengapa teman saya menjadi begitu murah senyum. Karena mungkin saya sudah mampu menemukan jawabannya sendiri.

Kenapa diciptakan Perempuan



Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa perempuan

Tanpa mereka , hati, pikiran, perasaan lelaki akan resah

Masih mencari walaupun sudah ada segala-galanya

Apalagi yang tidak ada di surga, namun Nabi Adam a.s tetap merindukan
Siti Hawa


Kepada perempuanlah lelaki memanggil ibu, istri, atau puteri

Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh
lelaki, tetapi kalau sendiri yang tidak lurus, tidak mungkin mampu
hendak meluruskan mereka.


Tak logis kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus

Luruskanlah mereka dengan petunjuk Allah, karena mereka diciptakan
begitu rupa oleh-Nya

Didiklah mereka dengan panduan dari-Nya:


Jangan coba jinakkan mereka dengan harta, nanti mereka semakin liar...

Jangan hibur mereka dengan kecantikan, nanti mereka semakin menderita...

Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan mesalah...

Kenalkan mereka kepada Allah, Dzat yang kekal, di situlah kuncinya


Akal setipis rambutnya, tebalkan ia dengan ilmu....

Hati yang serapuh kaca, tebalkan ia dengan iman....

Perasaan yang selembut sutera, hiasilah ia dengan akhlak....


Suburkanlah, karena dari situlah nanti mereka akan nampak penilaian dan keadilan Tuhan

Akan terhibur dan berbahagialah mereka, walaupun tidak jadi ratu cantik dunia,
presiden ataupun perdana menteri ataupun women gladiator

Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan

Itu bukan diskriminasi Tuhan

Sebaliknya di situlah kasih sayang Tuhan, karena rahim perempuan yang
lembut itulah yang mengandungkan lelaki2 wajah: negarawan, karyawan,
jutawan dan wan-wan lain

Tidak akan lahir superman tanpa superwoman.


Perempuan yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan

Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak bisa diluruskan,
bahkan mereka pula membengkokkan

Lebih banyak lelaki yang dirusakkan oleh kaum perempuan...daripada
perempuan yang dirusak oleh laki-laki...

Sebodoh-bodoh perempuanpun bisa menundukkan sepandai-pandainya lelaki


Itulah akibat apabila perempuan tidak kenal Tuhan

Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki

Kini bukan saja banyak boss telah kehilangan secretary, bahkan anakpun
akan kehilangan ibu, suami kehilangan istri dan bapak akan kehilangan puteri
Bila perempuan durhaka dunia akan huru-hara

Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa


Para lelaki pula jangan hanya mengharap ketaatan tetapi binalah kepemimpinan

Pastikan sebelum memimpin perempuan menuju Allah, pimpinlah diri

sendiri dahulu kepada-Nya

Jinakkan diri dengan Allah, niscaya jinaklah segala-galanya dibawah pimpinan kita

Jangan mengharap istri seperti Siti Fatimah

Kalau pribadi belum lagi seperti Sayidina Ali

Indahnya Menjaga Pandangan


Mahasuci Allah yang telah membekali kita pandangan, pendengaran, dan hati agar kita bersyukur. Mahaindah Kasih Sayang-Nya yang telah mengizinkan kita untuk menikmati warna-warni alam semesta, aneka rupa bentuk benda-benda. Shalawat mari kita lantunkan pada Rasul Muhammad terkasih, yang telah menunjukkan pada kita, bagaimana semestinya kita menggunakan anugerah Allah yang berupa mata ini.

Suatu ketika Ummi Salamah ra berkata: Ketika saya dengan Maimunah ada di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba masuk ketempat kami Abdullah bin Ummi Maktum, kejadian itu sesudah ayat hijab yang diperintahkan kepada kami. Rasulullah bersabda: "Berhijablah kamu daripadanya".

Kami menjawab, "Ya Rasulullah bukankah ia seorang yang buta tidak melihat dan tidak mengenal kepada kami?" Kemudian beliau menjawab, "Apakah kamu juga buta, tidakkah kamu melihat padanya?". Dalam kisah lain disebutkan pula bahwa Rasulullah SAW pernah menggerakkan tangannya untuk memalingkan wajah Al-Fadhl, ketika sahabatnya itu ketahuan tengah memandang seorang wanita asing dengan sengaja.

Dari kedua kisah ini kita mendapati bahwa Rasulullah adalah orang yang sangat menjaga pandangannya. la amat berhati-hati dalam memandang sesuatu, terutama yang berkaitan dengan memandang seseorang yang bukan muhrim kita. Semua ini, tidak lain, menunjukkan ketaatan beliau atas perintah Allah seperti yang tercantum dalam Alquran, Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat (QS. An-Nuur: 30). Dalam ayat selanjutnya Allah SWT memerintahkan pula hal yang sama pada kaum perempuan. Amat banyak hikmah yang dapat kita ambil dari menjaga pandangan itu.

Salah satunya adalah menjaga diri dari perilaku tercela. Sesungguhnya, mata kita adalah gerbang maksiat. Siapa saja yang kurang mampu menjaga pandangannya dari sesuatu yang diharamkan, maka sedikit demi sedikit ia akan terjerumus ke dalam jerat syetan. Berawal dari mata, kemudian kaki berpindah ingin mendekat dan seterusnya, hingga akhirnya sangat mungkin akan menjerumuskan manusia pada perzinahan.

Zina adalah dosa besar, yang bukan hanya dimurkai Allah, namun akibatnya pun akan dirasakan sang pelaku dan orang-orang di sekitarnya selama di dunia. Penyakit AIDS yang akan membunuh seseorang secara pelan-pelan dalam kelemahan dan keterasingan, hanyalah salah satu akibat dari perbuatan keji ini.

Menjaga pandangan bukanlah hal yang mudah dilakukan apalagi bagi kita yang hidup di zaman modern seperti ini. Lihatlah ke samping kiri, kanan, depan dan belakang kita, lawan jenis senantiasa mengelilingi? Tidak hanya di pusat-pusat keramaian, di dalam mobil angkutan umum saja, campur baur dengan lawan jenis pun tak dapat dihindarkan. Bahkan ketika berdiam dirumah saja, menahan pandangan tidak kalah susahnya. Koran, majalah dan televisi menyuguhkan pemandangan yang dapat membuat hati tergelincir karenanya.

Tak heran, ibadah kita sering berantakan. Bacaan Alquran kita kering kerontang. Berdoa pun sulit sekali khusyu apalagi sampai dapat mengeluarkan air mata penyesalan karena tidak mentaati perintah-Nya. Karena hal ini pula, menuntut ilmu menjadi sebuah pendakian yang sangat terjal.

Mendapatkannya sungguh sulit nyaris tiada terperi, sedangkan hilangnya menjadi sangat mudah sekali. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan seorang alim pada muridnya, "Wahai anakku, sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya. Ia tidak akan mau masuk ke dalam hati yang di dalamnya kotor oleh maksiat".

Pandangan liar, tidak bisa tidak, akan mengikis kualitas iman yang tumbuh dalam hati seseorang. Iman itu tidak hilang dengan tiba-tiba dan serentak, namun periahan-lahan dan sedikit demi sedikit. Pada kenyataannya pandangan terhadap lawan jenis yang tak halal, menjadi media paling efektif untuk menghilangkan keimanan dari dalam diri.

Ia adalah salah satu senjata syetan yang sangat ampuh. Dalam Surat An-Nisaa ayat 118, syaitan laknatullah menegaskan komitmennya, "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan untuk saya".

Artinya, sebagaimana sebuah riwayat menuturkan bahwa pandangan adalah panah-panah syetan, sedang syetan itu tak menginginkan apapun dari manusia selain keburukan dan kebinasaan. Maka penjagaan kita terhadap pandangan mata menjadi satu kunci pokok menuju keselamatan.

Bila saat ini, ketika tak ada tangan Rasulullah yang dapat memalingkan wajah kita dari memandang perempuan, manakala tiada teguran dari mulut suci beliau yang menyuruh para wanita berhijab dari melihat lelaki yang bukan haknya untuk dilihat, maka mengingat sabda-sabda Rasulullah SAW yang masih terpelihara ini menjadi satu keniscayaan.

Memang, dalam kondisi tertentu kita diperbolehkan memandang lawan jenis, seperti dalam proses belajar mengajar, jual beli, pengobatan, maupun persaksian. Walaupun demikian, taburilah selalu hati kita dengan firman Allah yang menjanjikan kemuliaan dan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang mampu menjaga diri dari hal yang diharamkan-Nya.

Alhasil andaipun pada awalnya hal ini amat sulit kita lakukan, namun yakinlah bahwa barangsiapa yang bersungguh-sungguh ingin menempuh jalan Allah, maka Allah akan lebih bersungguh-sungguh lagi membimbing jalannya.

Sebagaimana firman-Nya yang tertera dalam Surat An-Nahl ayat 127-128, Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran ) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan berbuat kebaikan. Akhir kata, pandangan yang terjaga dengan baik, insya Allah akan membuat seseorang dapat merasakan manisnya iman dan lezatnya mengingat Allah. Wallahua'lam bish-shawab.



Kutemukan Belahan Jiwaku ...



Rahasia jodoh, rejeki dan kematian adalah mutlak milik Allah Swt, tidak ada satu makhluk pun yang dapat mengetahuinya kecuali sang Pemilik diri kita. Hal tersebut telah terpatri erat dalam pikiranku sejak lewat dua tahun lalu. Mendorongku untuk terus berikhtiar dan selalu berkhusnudzon kepada Allah Azza wa Jalla tentang kapan saatnya tiba menemukan belahan jiwaku.

Dalam proses pencarian diusiaku yang ketiga-puluh-tiga, beberapa teman dekat mulai dijajaki, ta'aruf pun dilakukan. Dalam proses ta'aruf, salah seorang sempat melontarkan ide tentang pernikahan dan rencana khitbah. Namun herannya, hati ini kok emoh dan tetap tidak tergerak untuk memberikan jawaban pasti. Hey, what's going on with me? Bukankah aku sedang dikejar usia yang terus merambat menua? Bukankah aku sedang dalam proses pencarian belahan jiwa? Bahkan seorang sahabat sempat berkomentar miring tentang keengganan aku memberikan respon kepada salah satu dari mereka. Si sahabat mengatakan bahwa aku adalah type 'pemilih' yang lebih suka jodoh yang tampan, kaya raya dan baik hati, dan lainnya yang serba super dan wah. Tapi, aku gelengkan kepalaku ke arahnya karena kriteria seorang calon suami bagiku adalah si dia seorang muslim sejati yang mempunyai visi yang sama untuk membangun sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Tapi lucunya, kalau diminta untuk mengejewantahkan ke dalam diri seseorang, jujur saja aku tidak tahu.

Again, jodoh sesungguhnya sebuah rahasia yang mutlak milik Allah Swt. Proses pertemuanku dengan sang suami pun bak cerita dongeng. Jangankan sahabat atau rekan kantor, pun jika kami kembali me-rewind proses pertemuan kami, wuih ... unbelievable! but it happened! Subhanallah...

Suamiku adalah sosok yang biasa dan sangat sederhana, namun justru kesederhanaan dan keterbiasaannya itulah yang memikat hati ini. Dan, alhamdulillaah hampir mendekati kriteria seorang suami yang aku dambakan. Di beberapa malam kebersamaan kami, suami sering menanyakan kepadaku tentang satu hal, "apakah bunda bahagia menikah dengan aku?" aku pun menjawab dengan jeda waktu sedikit lama, "ya, bunda bahagia, ayah". Masya Allah, seandainya suamiku tahu, besarnya rasa bahagia yang ada di dada ini lebih dari yang dia tahu. Besarnya rasa syukur ini memiliki dia cukup menggetarkan segenap hati sampai aku perlu jeda waktu untuk menjawab pertanyaannya. Hanya, aku masih belum mampu mengungkapkan secara verbal. Allah yang Maha Mengetahui segala getaran cinta yang ada di hati bunda, Allah yang Maha Mengetahui segala rasa sayang yang ada di jiwa bunda. Karena, atas nama Allah bunda mencintai ayah.

Pertama kali aku melihat suamiku adalah ketika acara ta'lim kantor kami di luar kota. Kami berdua belum mengenal satu sama lain. Hanya kesederhanaan dan wajah teduhnya sempat mampir di dalam pikiranku. Beberapa hari kemudian, aku terlibat diskusi di forum ta'lim yang difasilitasi oleh kantor kami. Di sinilah aku merasakan kuasa Allah yang sangat besar. Rupanya teman diskusi itu adalah si empunya wajah teduh tersebut. Ini aku ketahui ketika kami janjian bertemu di suatu majelis ta'lim di salah satu masjid di Jakarta. Sempat juga aku kaget ketika menemui wajah yang tidak asing itu. Setelah acara ta'lim selesai, kami sempat mengobrol selama kurang dari satu jam dan kami pun pulang ke rumah masing-masing. Tidak ada yang special pada saat itu, at all.

Namun beberapa hari kemudian, entah kenapa wajah teduh itu mulai hadir di pikiranku kembali. Ternyata hal yang sama pun terjadi di pihak sana. Kami pun sepakat untuk melakukan ostikharah. Subhanallaah, tidak ada kebimbangan sama sekali dalam hati kami berdua untuk menyegerakan hubungan ini ke dalam pernikahan. Satu minggu setelah pertemuan kami di masjid, sang calon suami pun melamarku lewat telepon. Pun tanpa ada keraguan aku menjawab YA, ketika dia mengatakan akan membawa keluarganya untuk meng-khitbah ahad yang akan datang.

Pernikahan kami terlaksana justru bersamaan dengan rencana khitbah itu sendiri. Proses yang terjadi adalah keajaiban buat kami berdua dan semua adalah kuasa Allah yang ditunjukkan kepada kami. Kami rasakan 'tangan' Allah benar-benar turun menolong memudahkan segala urusan. Hari H yang semestinya adalah pertemuan antar dua keluarga dalam acara khitbah, justru dilakukan bersamaan dengan akad nikah. Sujud syukur kami berdua, karena semua acara berjalan begitu lancar, dari mulai dukungan seluruh keluarga, urusan penghulu dan pengurusan surat-surat ke KUA, hanya dilakukan dalam waktu 1 hari 1 malam!!. Maha Suci Allah, hal tersebut semakin menguatkan hati kami, bahwa pernikahan ini adalah rencana terbaik dari Allah Swt dan Dia-lah Pemersatu bagi perjanjian suci kami ini. Dalam isak tangis kebahagiaan kami atas segala kemudahan yang diberikan-Nya, tak pernah putus kami bersyukur akan nikmat-Nya. Insya Allah, pernikahan kami merupakan hijrahnya kami menuju kehidupan yang lebih baik dengan mengharap ridho Allah, karena tanggal pernikahan kami selisih satu hari setelah hari Isra mi'raj.

Akhirnya setelah sekian lama aku mengembara mencari pasangan hidup ternyata jodohku tidak pernah jauh dari pelupuk mata. Suamiku adalah teman satu kantor yang justru tidak pernah aku kenal kecuali dua minggu sebelum pernikahan kami. Inilah rahasia Allah Swt yang tidak pernah dapat kita ketahui kecuali dengan berkhusbudzon kepada-Nya. Percayalah, bahwa Allah Swt adalah sebaik-sebaik Pembuat keputusan. Serahkanlah segala urusan hanya kepada Allah semata. Jika sekarang para akhwat yang sudah di atas usia kepala tiga merasa khawatir karena belum mendapatkan pasangan/jodoh, percayalah selalu akan janji Allah di dalam firman-Nya:

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir". (ar-Ruum:21)

Jangankan manusia, hewan dan buah-buahan pun diciptakan Allah perpasangan. Ber-khusnudzon selalu kepada-Nya bahwa, entah esok, lusa, satu bulan, satu tahun atau bahkan mungkin sepuluh tahun nanti, dengan ijin Allah, jodoh kalian pasti akan datang. Pasangan jiwa yang terbaik yang dijanjikan dan dipersatukan-Nya dalam perjanjian suci yang disebut pernikahan. Wallahu'alam bishshowab. (bunda)

Sumber: eramuslim

Ahwat yang Istiqomah


Selamat Malam, Cinta!

Untuk pertamakalinya dalam hidup saya, saya melihatnya ketika Baturetno sedang basah dengan air hujan. Malam yang berkabut ketika itu, dan ia mengetuk pintu perlahan, "Assalamu'alaikum...!"

Cakep, saya pikir. Jauh nilainya di atas perkiraan saya sebelumnya ketika Bapak mengatakan akan ada penghuni baru di rumah ini. Kalau Gunawan yang bintang sinetron itu saya beri nilai sepuluh, maka tentu ia akan saya beri nilai duabelas.

"Saya Dha, dari Tawangsari." Kenalnya pada Bapak sambil menarik ujung-ujung bibirnya ke atas, membentuk senyuman. Saya pikir Bapak sudah tahu tentang itu, dan semuanya sekedar basa-basi. Bahwa akan ada orang yang ngekost di salah satu kamar di rumah ini. Seorang guru privat komputer.

Dan tiba-tiba saja saya ingin mengenalkan diri pada makhluk indah itu. "Saya Re, anak bungsu Bapak." Tangan saya terulur. Saya sangat berharap dia akan menyambut, dan berlanjut dengan pandangan-pandangan... namun ternyata tangan itu mengayun lembut dan bertemu masing-masing tapak tangannya di depan dadanya sendiri.

"Oh, senang sekali bisa berkenalan langsung dengan putri Pak Sadar."

Tangan saya menggantung, membuat wajah saya merah jambu. Ketus, batin saya.

Itu kesan pertama kali, namun segera terusir setelah saya mengenal Mas Dha. Umumnya sekitar jigo. Belum tua benar untuk saya kenalkan dengan teman-teman saya di sekolah. Dan karena itu saya suka mencari-cari alasan agar Mas Dha bersedia ke sekolah saya. Kadang-kadang dengan alasan sakit, minta dijemput, atau rapat wali murid, atau.. ah, kemudian Mas Dha banyak membimbing saya dalam belajar, banyak mengerti problem-problem saya, dan bahkan terkesan saya sangat manja kepadanya.

"Mas sudah punya pacar?" tanya saya nekad. Bloon kalau saya menganggap Mas Dha pacar saya, karena kendati dekat, Mas Dha tak pernah memandang saya, apalagi menyentuh saya. Saya bahkan belum berhasil menjabat tangannya, padahal saya ingin.

Kenekadan itu karena saya tertarik padanya. Dan dengan sabar saya mengembarakan perasaan saya untuk kemudian saya sampai pada satu kesimpulan, saya mencintainya. Saya menyukai setiap yang disukainya.

Bahkan lucu sekali ketika Mas Dha mengatakan kurang suka dengan pakaian warna merah menyala, saya ikut-ikutan memberantas pakaian saya yang mengandung warna itu, hingga betul-betul habis. Dan sebagai gantinya saya ganti kepada warna krem dan coklat susu kesenangan Mas Dha. mas nggak suka sinetron, dan itu membuat saya memiliki banyak waktu untuk belajar yang dulu tersita habis untuk nonton tv.

Suatu ketika sata ditegur Mas Dha, ketika saya bangun lewat jam setengah enam. "Udah shubuh belum?" Busyeeet! Apa Mas nggak tahu kalau sata tidak pernah sholat seperti kebanyakan teman-teman saya? Namun barulah saya perhatikan Mas Dha sangat memperhatikan sholatnya. Saya seorang Islam, namun saya pikir, saya belum menjadi pemeluknya selama ini. Namun tak apalah, saya memulai sekarang karena saya lihat Mas Dha bangga dengan Islamnya. Saya pun harus bangga, kan? Saya pun mulai sholat. Menjemukan pertamanya. Namun pada akhirnya menjadi semacam kebutuhan dan menuntut untuk saya penuhi setiap waktu-waktunya.

Bapak membiarkan saja tingkah laku saya, dan saya yakin beliau mengerti apa yang tengah hidup dalam hati anaknya. ia membiarkan saja saya meniru-niru Mas Dha sebagaimana saya dibiarkan tidak sholat selama ini.

Satu hal yang saya kagumi, Mas Dha sangat dekat dengan Bapak. Kedekatan yang melebihi kedekatan Bapak dengan Mas mus, kakak laki-laki saya yang sekarang menjadi marinir dan sangat jarang pulang.

"Dha itu ngajeni wong tuwo. Tahu unggah-ungguh," puji Bapak di depan saya tanpa sepengetahuan Mas Dha, dan itu ikut membuat saya kembang kempis. "Betapa senangnya Bapak punya anak seperti Dha," lanjut Bapak. Anak? pikir saya. Menantu gitu... :)

Suatu ketika Mas Dha pulang agak lama ke Tawangsari, negeri asalnya. Secara geografis, dengan Baturetno tidak jauh. Namun jalur transportasi seperti terputus oleh banyaknya pegunungan sehingga jalanan tak begitu nyaman. Maka untuk mencapai Tawangsari dengan angkutan umum, harus memutar lagi lwar Wonogiri, dan Sukoharjo yang di sebelh ujungnya terletak Tawangsari. Jauh. Satu Minggu dihabiskan Mas Dha di sana, dan itu membuat saya kehilangan gairah. Saya menunggu mudah-mudahan Mas Dha kangen dengan saya dan pulang ke Baturetno lebih awal dari rencananya.

Tapi apa Mas Dha kangen dengan saya, ya? Namun saya lebih dulu menyimpulkan bahwa saya sangat mencintai Mas Dha. Karena itu saya nekad mengemukakan ini pada Mas. Tunggu saja nanti...

Namun mata itu menatap kejauhan dan bibrinya tersenyum. Apakah lucu keterusterangan saya? Saya pikir Mas Dha menertawakan saya. Dan karena itu membuat saya sangat sedih. "Mas jahat pada Re... !"

"Bukan begitu, Re."
"Kenapa Mas menertawakan saya?"
"Mas tidak menertawakanmu. Mas hanya sibuk memilih kalimat jawaban yang terbaik untuk Mas, dan untuk Re."
"Mas tidak suka?"
"Yang Re inginkan bagaimana?"

Sebodo Amat. Saya kadung bicara, dan rasanya tak perlu basa-basi lagi. "Saya pengin Mas Dha jadi pacar saya."

"Re udah pingin nikah?"

Ini lagi. Kenapa error?
"Siapa pingin nikah? Saya hanya ingin Mas jadi pacar saya."

"Pacaran itu.. bla.. bla.. bla.."

Ya ampun, kenapa mesti kembali ke jaman meganthropus semacam ini pemikirannya? Namun saya rasa, ada baiknya saya menyimak pembicaraan Mas Dha tentang pacaran yang haram itu. Pergaulan yang bebas itu. Konsep menundukkan pandangan itu. Tata pergaulan yang Islami itu.

Dan saya betul-betul menyimaknya. Heran, saya pikir. Semua sudah pernah saya dengarkan, baik di ta'lim-ta'lim, baca buku, atau lewat buletin yang sering disodorkan Maya teman sekolahku itu. Namun baru kali ini saya menyimaknya edngan sungguh-sungguh sehingga barulah saya mengerti.

Pagi berikutnya Mas Dha pulang lagi. Tidak pamit pada saya. Saya yakin Mas Dha marah pada saya karena pada malam harinya saya mencoba ketus padanya. Saya ingin tunjukkan pada Mas bahwa saya memiliki keberanian melawan perkataan Mas Dha.

Ketika itu Mas mengatakan pada saya bahwa saya harus Islam. Saya kan sudah Islam. Saya tunjukkan kartu pelajar saya, dan saya tegaskan pada Mas, data kualifikasi saya pada option agama terdiri dari luma huruf, agar jelas saya eja sekalian: I-es-el-a-em. Dan sampai dimanaun, itu akan dibaca Islam, Mas Dha malah tersenyum. "Islam dalam arti kata sesungguhnya."

"Yang bagaimana?"

"Menyerahkan diri kita sepenuhnya dalam beragama, dan rela hidup kita diatur oleh Allah."
Mas Dha membaca sebuah hadits tentang Asma' bahwa seorang wanita yang telah datang haidnya, hendaklah menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangannya. Saya paham kala Mas meninta saya memakai jilbab. Seperti Maya, mungkin. Ah, mana mungkin? Bagaimana dengan rambutku yang menurut teman-teman indah? Bagaimana dengan kaos dan bajuku yang ketat itu? Suliiiitt...

Saya tinggalkan Mas Dha yang terpukau dengan makian saya. Saya lebih suka tenggelam di kamar memeluk bantal. Dan hari itulah saya menangis sejadi-jadinya. Mas Dha jelek.

Dan kepergian kali ini membuat saya sepi. Sepi yang sangat berlipat dari sepi biasa. Saya merajuk, ternya Mas mebalas dengan kemarahan yang sama sampai meninggalkan rumah ini. Padahal saya kan berhak merajuk. Saya kan bungsu, yee...

Sepi itu membawa saya ke ruang belajar. Kamar yang tak begitu luas, membuat Bapak membuat ruang khusus untuk belajar para penghuni kost. Mata saya menumbuk ke meja sudut di mana rak buku Mas Dha tertata raoi. Tiba-tiba saya ingin meraihnya. Saya sangat takut kehilangan Mas. Saya kembali menangis sedih. Hik.. hik.. hik..
Maka di sanalah saya temukan tulisan singkat Mas Dha "Kenapa harus Mas, Re? Re harus yakin dengan skenario Allah. Re harus ikhlas dengan ketentuan Allah, karena Dialah cinta sejat itu. Selain itu semu belaka."

Saya mencoba menerjemahkan kalimat Mas Dha. Kenapa saya tak mengambil cinta yang sejati saja? Kenapa saya tak mencoba mencintai Allah yang jelas tak akan sirna. Dia akan selalu membalas cinta kita dengan berlipat ganda. Dan.. saya semakin menangis. Hik.. hik.. hik..

Malam yang merambat dingin. Dan saya tahu dalam kesunyian yang semacam ini, Mas Dha sering bangun pelan-pelan. Mengambil air wudhlu dan sholat tahajjud di Mushola. Saya mencari tahu dan seperti saya katakan, sekarang saya menjadi sangat bersemangat untuk mencari tahu. Dan betapa berharganya sepertiga malam yang terakhir ini.

Allah...

Saya telah memutuskan untuk melepas segala ikatan cinta yang membelenggu jiwa sehingga hanya ENGKAU yang bertahta di jiwa saya. Saya akan selalu takut kehilangan Mas Dha jika saya meletakkan cinta saya pada Mas Dha. Saya takin karena tak ada yang akan lepas dari satu ikatan, takni mati. Lalu saya bergidik mengingat maut.

Saya telah putuskan untuk bersabar melayarkan rindu saya di sepertiga malam terakhirMu yang saya eja, mencoba saya eja. Nikmaat sekali...

Sedangkan ini entah malam yang keberapa. Saya tak lagi menghitung hari seperti waktu lewat. Saya mencoba tak mengharapkan Mas Dha lagi, kendati kadang-kadang masih juga ingin. Saya telah mintakan padaMu ya Kekasih, Cintaku. Agar jangan Kau hadirkan dia lagi jika itu tak baik buat saya. Atau hadirkan segera jika memang Kau pandang baik untuk saya.

Selamat malam, Cinta.. Ini entah malam yang keberapa. Saya telah mengambil satu langkah, semoga dalam ridhaMu.


Agak aneh, karena di meja depan saya melihat terang lampu yang tak biasanya pada malam-malam begini. Ada ucapan-ucapan lirih yang sesayup sampai. Saya tergoda untuk mendekat.

"Jadi kamu akan segera menikah?" tanya Bapak kepada... Ya Rabb.. saya segera mengenali suara Mas Dha.

"Betul, Pak. Ingin sebenarnya seperti niat Bapak untuk mengeratkan hubungan kekeluargaan ini dengan menikahi putri Bapak. Tapi saya memutuskan untuk menikah sekarang. Saya membutuhkan pendamping segera, dan itu kecil kemungkinan karena Re masih sekolah."

Alasan yang diplomatis saya rasa. Dan tiba-tiba saya berdebar. Jadi Bapak punya rencana ini sebelumnya? Oh, Bapakku..

"Tidak apa-apa, Dha. Hanya mungkin Bapak harus menyimpan keinginan Bapak untuk memiliki anak sepertimu." Getir suara Bapak. Mungkin segetir perasaan saya. Tentu Mas Dha telah memiliki pilihan yang lebih baik dari saya. Seorang muslimah yang tawadhu' dan penuh pengabdian.

"Bapak..! Saya tentu anak Bapak. Anggaplah saya sebagai anak, dan seterusnya semacam itu, karena saya juga menganggap Bapak sebagai Bapak saya sendiri."

Saya kuatkan hati saya. Malam ini saya mulai kenakan baju taqwa saya. Saya memutuskan memakainya lewat pemikiran panjang. Dan itu saya laksanakan akhirnya malam ini. Saya malu-malu melangkah menemui Mas. Dan anggaplah saya tetap sebagai adikmu, Mas.

Sungguh..! Saya ingin membuktikan bahwa cinta saya tertuju lurus untuk Allah saja.

Lima Hal Menutupi Mata Hati


Ada lima yang menutupi mata hati manusia. Kelima hal itu dilakukan manusia dalam kesadaran penuh, hanya saja manusia tidak mampu menghindar darinya bahkan melakukannya secara kolektif. Kecuali, bagi manusia yang telah mendidik jiwanya dengan sifat dan sikap ikhlas.

Pertama

Manusia menjadi tertutup mata hatinya lantaran selalu memperturutkan hawa nafsu.

Hawa nafsu telah mendorong untuk melakukan semua yang dilarang Allah.

"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya mereka menyaksikan (sendiri) keingkarannya, dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. Maka, apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada."

(QS al-''''Aadiyaat: 6-10).

Dalam kondisi batin manusia seperti ini penting kiranya diobati dengan senantiasa beristigfar, berzikir kepada Allah.

Kedua

Cinta dunia dan takut mati.

Ujian bagi kaum Muslimin mengenai hal ini tergambar dalam surat Ali-Imran: 142. Pada waktu itu pasukan pemanah yang telah ditempatkan Nabi di atas bukit tergoda hatinya oleh harta dunia yang berserakan di bawah sehingga mereka meninggalkan tugas dari Nabi. Mereka akhirnya luluh-lantah. Saat ini fragmen serupa tapi tak sama senantiasa berulang dan terjadi menerpa manusia. Sebetulnya dengan terus-menerus melakukan zikir, maka manusia akan sampai pada pola hidup zuhud; suatu sikap yang menganggap bahwa dunia harus dikuasai bukan dunia yang menguasai manusia. Seorang yang zuhud tak lagi berambisi terhadap dunia, tidak cinta dunia, dan tak takut mati.

Ketiga

Setan.

Manusia yang dikuasai setan pandai sekali menghiasi perbuatan buruk dengan menjadi (seolah-olah) baik. Ia hipokrit tulen. Tabiat setan ini bisa diredam dengan mendekatkan diri kepada Allah.

Keempat

Tabiat buruk.

Ini merupakan suatu perbuatan yang memang sudah menjadi tabiat (kebiasaan) dan telah mentradisi dalam individu maupun masyarakat. Untuk meruntuhkan tabiat buruk tersebut, lagi-lagi dibutuhkan zikir yang banyak kepada Allah. Kelak zikir akan menukar tabiat buruk menjadi tabiat baik.

Kelima

Dosa.

Manusia diperintahkan untuk beristighfar, memohon ampun kepada Allah (QS Nuh: 10-12). Dosa kita selama ini telah menghalangi turunnya musim yang teratur, rezeki yang merata, anak-anak yang saleh, dan kesejukan dan keharmonisan hidup antarsesama. Ampunan dan pertolongan Allah pasti akan datang jika kita memintanya (QS Al-Baqarah: 186). Karena itu, marilah kita bersama-sama memohon ampun kepada Allah ihwal perbuatan khilaf dan dosa yang selama ini kita lakukan. Mudah-mudahan Allah menyelamatkan negeri ini dari keterpurukan berkepanjangan dan kenistaan tak bertepi. Pun Allah buka mata hati kita hingga mampu menangkap realitas absolut dan gerak-Nya. Amin
M Arifin Ilham

Kegagalan adalah awal keberhasilan

Sebagian besar orang hanya memikirkan kesuksesan setiap kali mereka melakukan pekerjaan, tidak terpikirkan akan kegagalan. Sebenarnya, segala hal ihwal tidak ada yang mulus atau dapat dipecahkan dengan mudah, ini berarti bahwa jika ingin sukses dalam setiap hal, maka harus menghadapi kegagalan. Artinya, orang yang tidak berani menghadapi kegagalan, maka sulit untuk memperoleh harapan akan keberhasilan.

Fakta membuktikan, bahwa kesuksesan sejumlah besar orang hebat di dunia dalam setiap perjalanan hidupnya, pasti diperolehnya dengan mengalami sekali, dua kali bahkan berkali-kali kegagalan yang tak terhitung banyaknya. Pepatah mengatakan: “Kegagalan adalah induk kesuksesan.”

Masalahnya, bahwa orang-orang hanya tahu mengejar kesuksesan semata-mata, namun mengabaikan kegagalan, sehingga begitu menemui kegagalan, lantas menjadi kecewa dan patah semangat, putus asa, atau pesimis. Tidak bisa lagi membangkitkan semangat untuk bekerja lebih keras, akhirnya acap kali putus di tengah jalan, dan sangat disayangkan.

Benar, kegagalan adalah batu sandungan keberhasilan, namun ia juga merupakan tangga untuk menuju ke jalan kesuksesan. Ada pepatah orang dahulu yang mengatakan: “Kakek miskin kehilangan kuda, bagaimana tahu bukan berkah?” Oleh karena itu, kita jangan takut gagal, setelah gagal malah harus lebih giat lagi berjuang, mencari sumber kegagalan, berusaha mencoba, mencari kunci kegagalan, begitu terus berusaha, suatu hari kelak pasti ada harapan berhasil.

Tokoh terkenal dunia Napoleon mengatakan, “Kemuliaan dalam kehidupan bukan terletak pada ketidakgagalan abadi, namun dapat bangkit kembali setelah jatuh. Seorang pecatur yang hebat, jika bukan mengalami pengalaman yang gagal, bertekad menyelidiki sumber penyebab kegagalan, menghayati pelajaran dari kegagalan, kemudian diperbaiki, mana mungkin bisa menjadi pecatur yang digembleng berkali-kali. Oleh karena itu, jangan membiarkan kegagalan menaklukkan kita.” Kalimat ini sangat dalam artinya, dan layak kita renungkan.

Kegagalan yang dialami oleh sejumlah besar orang, bukan berarti jarak jalan keberhasilan mereka masih sangat jauh, melainkan sudah hampir tercapai, hanya saja mereka tidak mempunyai kesabaran berusaha berjuang lagi. Sebenarnya, kegagalan sedang menguji kesempatan kita, orang yang tahan cobaan kenyataan hidup akan menjadi seorang yang sukses. Orang yang tidak tahan akan cobaan kenyataan hidup, selamanya adalah orang yang gagal.

Kecantikan yang Sesungguhnya


(Erabaru.or.id) - Bagaimanakah "cantik" yang sesungguhnya? Masih ingat dulu pernah ada sebuah novel kuno yang seringkali dikatakan "Pria tampan berbakat dan wanita cantik". Novel ini menceritakan bahwa seorang pelajar telah lulus dalam ujian kerajaan sebagai sarjana terbaik, kemudian menikahi seorang gadis X sebagai istri, dan gadis X ini juga memiliki "wajah bagaikan bidadari", apa lah. Sarjana ini menikahi seorang gadis yang berwajah "bagaikan bidadari", namun sarjana itu menikahi seorang gadis lain yang wajahnya cantik "bagaikan dewi", sedangkan sarjana lain pun menikahi gadis yang wajahnya juga cantik "bagaikan bidadari", ini kan aneh rasanya: lalu dari mana datangnya semua wanita cantik yang parasnya "bagaikan bidadari" itu? Dan sekarang, mengapa sulit sekali untuk menemukan seorang wanita cantik yang "Parasnya laksana Dewi"? Sedangkan "wanita cantik pesolek" dapat ditemukan di mana-mana.

Sebetulnya tidak perlu merasa heran, sebabnya juga sangat sederhana, karena pengertian orang dulu tidak sama terhadap kecantikan dengan orang zaman sekarang. Saat orang dulu berbicara tentang kecantikan, di waktu mengatakan bahwa gadis itu "wajahnya bagaikan bidadari" dan disaat yang sama juga membicarakan bahwa wanita ini betapa luhur budinya dan berakal budi. Orang dulu memadukan antara kecantikan dengan moralitas yaitu: perilaku dan budi pekertinya. Kalau perempuan yang ditekankan kecantikannya, sedangkan pada lelaki ditekankan pada moralnya.

Sedangkan orang zaman sekarang, saat sedang membicarakan kecantikan dan kejelekan orang tertentu selalu menggunakan 2 kalimat dengan sebutan "cantik" dan "tampan" untuk melukiskannya. Apa yang disebut dengan "Cantik-lah, "Tampan"-lah, sebetulnya kebanyakan hanya dipermukaannya saja, dan orang-orang sekarang juga secara berangsur-angsur telah merubah pemahaman dalam arti yang sesungguhnya tentang "kecantikan." Kecantikan disini tidak hanya menggunakan ukuran fisik tapi juga moralnya, keduanya saling terkait. Misalnya ada orang yang dari penampilannya sangat cantik, tetapi hatinya sangat busuk. Biasanya begitu mengetahui keburukan hatinya, kita akan menjauhinya.

Benda atau hal ihwal yang cantik-cantik bisa membuat orang mengenang akan masa lampau dengan penuh kerinduan, bahkan setelah pergi-pun akan selalu ingat hal ihwal yang cantik tersebut, membuat orang meninggalkan kesan yang sangat dalam, dan juga bisa mendorong orang berubah menjadi indah mempesona. Karena kecantikan yang sesungguhnya memiliki makna, dan makna ini adalah sesuatu yang benar-benar bisa menggugah perasaan orang. Kecantikan itu lebih pada pengertian non-fisik yakni inner beauty atau cantik dari dalam hatinya. Inner beauty bisa dilakukan dengan jalan kultivasi. Dengan jalan ini, kita tidak hanya bisa meningkatkan moral, tapi juga sekaligus mendapatkan efek kecantikan secara fisik.

Dalam buku Zhuan Falun, Master Li Hongzhi mengatakan, "Metode gong yang berkultivasi ganda pada watak dan raga membuat penampilan luar seseorang akan tampak sangat muda, orang ini akan tampak sangat jauh berbeda dengan usia yang sebenarnya.... Tidak berkeriput, wajah bercahaya putih bersih, putih kemerahan, ....Sebagai kelakar, gadis-gadis muda selalu menyukai perawatan kecantikan, ingin agar kulit jadi lebih putih, lebih halus, lebih bagus. Saya katakana jika anda sungguh-sungguh berlatih metode gong yang berkultivasi ganda pada watak dan raga, dengan sendirinya akan mencapai keadaan ini, dijamin anda tidak perlu melakukan perawatan kecantikan."

Kini jelas sudah bahwa setelah orang menjalani latihan kultivasi, maka peningkatan faktor dari dalam akan membawa perubahan pada raut muka, kemudian keindahan keselarasan, keserasian, kecantikan baik dari dalam maupun dari luar bias membuat orang meninggalkan kesan yang indah-indah secara mendalam.

TIPS-TIPS UNTUK MENJADI ORANG YANG PALING BAHAGIA

  • Keimanan menghapuskan keresahaan, dan melenyapkan kegundahan. Keimanan adalah kesenangan yang diburu oleh orang-orang yang bertauhid dan hiburan bagi orang-orang yang ahli ibadah.
  • Yang lalu telah berlalu, dan yang telah pergi telah mati. Jangan dipikirkan yang telah lalu karena telah pergi dan selesai.
  • Terimalah qadha yang telah pasti dan rizki yang telah dibagi itu dengan hati terbuka. Segala sesuatu itu ada ukurannya. Karenanya, enyahkan kegelisahaan.
  • Ketahuilah dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tentram, Allah akan menjadi ridha, dan tekanan hidup akan terasa ringan.
  • Jangan menanti ucapan terima kasih dari sesama. Cukuplah pahala dari Dzat yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
  • Ketika waktu pagi tiba, jangan menunggu sampai sore. Hiduplah dalam batasan hari ini. Kerahkan seluruh semangat yang ada untuk menjadi lebih baik hari ini.
  • Biarkan masa depan itu hingga dia datang dengan sendiri dan jangan terlalu berkepentingan dengan hari esok. Karena jika Anda melakukan terbaik di hari ini maka hari esok juga akan baik
  • Jangan rusak kehidupan Anda karena masa lalu, jangan hancurkan kebahagian Anda karena masa depan.
  • Bersihkan jiwa dari dengki, dan jernihkan dari iri. Keluarkan penyakit permusuhan dan percekcokan dari dalam jiwa.
  • Buku adalah teman yang paling baik. Bercakap-cakaplah dengan buku, bersahabatlah dengan ilmu, dan bertemanlah dengan pengetahuan.

  • Anda harus berjalan-jalan dan berolah raga . Jauhi kemalasan dan ketidakberdayaan. Tinggalkan kekosongan dan pengangguran.

  • Jangan membaca buku-buku yang memanjakan pesimisme dan putus asa.

  • Hiduplah bersama al-Quran, baik dengan cara menghapal, membaca, mendengarkan, atau merenungkannya. Sebab ini merupakan obat paling mujarab untuk mengusir kesedihan dan kedukaan.

  • Bertawakallah kepada Allah dan serahkan semua perkara kepada-Nya. Terimalah semua ketentuan-Nya dengan sepenuh hati, berlindunglah kepada-Nya, dan bergantunglah kepada-Nya karena sesungguhnya Dia cukup sebagai pelindungmu.

  • Maafkanlah orang pernah melakukan kezhaliman kepada Anda, sambunglah tali silaturahmi orang yang memutuskan tali silahturahmi dengan Anda.

  • Berilah orang yang tidak pernah memberi kepada Anda, dan bersabarlah terhadap orang yang berbuat jahat kepada Anda niscaya Anda akan memperoleh rasa bahagia dan aman dalam diri Anda.

  • Bacalah secara berulang-ulang la hawla wala quwwata illa billahi, karena akan membuat hati menjadi tentram, memperbaiki keadaan, membuat yang berat jadi ringan, dan membuat Yang Maha Kuasa menjadi ridha.

  • Perbanyaklah istghfar, sebab dengan istighfar akan ada rezki, akan ada jalan keluar, ilmu yang berguna, akan ada kemudahan dan penghapus dosa.

  • Ketahuilah bahwa setelah kesulitan ada kemudahan dan pasti ada jalan keluar. Keadaan seseorang itu tidak akan tetap selamanya. Hari-hari itu akan senantiasa bergulir.

  • Satu kesulitan diapit dua kemudahan.

  • Optimislah, jangan pernah putus asa dan jangan pula menyerah tanpa usaha. Berbaiksangkalah kepada Rabb. Dan, tunggulah segala kebaikan dan keindahan dari-Nya.

Sehat ala Rasul

Badan Sehat Ganjaran Berlipat



Kesehatan merupakan nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya sebagai salah satu kebutuhan setiap manusia. Dalam melakukan segenap aktivitas keseharian seseorang akan meng-hadapi hambatan yang lebih beragam jika kondisi fisiknya tidak sehat. Nikmat sehat makin terasa dibutuhkan seiring dengan makin bertambahnya kesibukan sesorang. Agar kesibukan dapat bernilai ibadah selayaknya seorang muslim memandang penting masalah kesehatan. Bahkan ada seorang ulama menganjurkan agar setiap muslim hendaknya melakukan check up untuk menjaga kesehatannya setiap bulan (jika mampu).

Rasulullah sangat jarang mengalami sakit, meskipun banyak aktivitas (memberi nasehat), kurang tidur dan sering menghadapi hal-hal yang sangat menekan perasaan. Ada beberapa kebiasaan Rasulullah Muhammad SAW yang menjadikan beliau sangat sehat lahir batin.

Tidur ala Rasul

Ajaran Islam sebagai ajaran yang menyeluruh, memberikan tuntunan di segala sisi kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam hal tidur. Kita dianjurkan untuk tidur awal dan bangun lebih awal. Rasulullah selalu mengajak umatnya agar selalu bangun sebelum waktu subuh serta melaksanakan sholat subuh di masjid. Selain mendapat pahala, dengan berjalan ke mesjid, kita akan menghirup udara subuh yang segar dan banyak mengandung zat asam. Karena itu orang yang suka bangun subuh sukar dihinggapi penyakit paru paru (TBC). Disamping itu, udara subuh dapat memperkuat pikiran dan me-nyehatkan perasaan. Nabi bersabda :

"Sholat subuh tepat pada waktunya lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya ". (.Al-Hadits).

Keuntungan yang akan diperoleh adalah badan sehat, otak cerdas, penghidupan lapang dan mendapatkan kebaikan di dunia akhirat. Sebelum tidur dianjurkan untuk berdo'a, sebagaimana Rasulullah mencontoh do'a sebelum tidur :

"Dengan namaMu ya Allah, aku hidup dan aku mati" (HR.Bukhari-Muslim).

Kemudian do'a bangun tidur :

"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ia mematikan kami. Dan kepada-Nya kita semua berkumpul" (HR Bukhari)

Do'a akan menentramkan hati, membawa ketenangan, kedamaian dan memberikan kekuatan nilai.

Makan ala Rasul

Allah berfirman dalam Al Qur'an surat Al A'raf ayat 31 :

"Hai anak Adam, kenakan pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan".

Hal senada dapat ditemukan di surat Al Baqarah 168 :

"Hai sekalian manusia makan-makan lah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan jangan kamu mengikuti langkah-langkah syaithan, karena sesung-guhnya syaithan musuh yang nyata bagimu."

Sesungguhnya pangkal penyakit ke-banyakan bersumber dari makanan. Maka tak heran bila Rasul memberi perhatian besar pada masalah ini. Prinsip pertama makanan dan minuman harus halal dan thoyib. Maksudnya selain masuk kategori halal, maka makanan dan minuman kaum muslimin harus bersih dan memiliki kandungan gizi cukup.

Prinsip kedua seimbang, sederhana dan tak berlebihan. Nabi menjelaskan :

"Dalam tubuhmu ada tiga ruang buat tiga benda; sepertiga ruangan untuk udara; sepertiga untuk air dan sepertiga lagi untuk makanan" (alhadits).

Beliau juga menyatakan :

"Kami adalah kaum yang tidak makan sebelum merasa lapar dan bila kami makan tak pernah kekenyangan" (HR Bukhari Muslim).

Prinsip ketiga berpuasa. Sebulan dalam setahun, ummat Islam diwajibkan berpuasa bukan saja dengan tujuan mencapai ketaq-waan tetapi juga agar kesehatannya tetap terjaga.

"Berpuasalah kamu supaya sehat tubuhmu"(HR.Bukhari)

Selain itu diajarkan juga kepada kita agar senantiasa berdo'a baik sebelum maupun sesudah makan.

Do'a sebelum makan :

"Ya Allah, berkahilah untuk kami, pada apa yang telah Engkau rizkikan kepada kami, dan peliharalah kami dari api neraka" (Al hadits)

Do'a sesudah makan :

"Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kami, serta menjadikan kami orang-orang muslim" (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Olahraga ala Rasul

Olah raga merupakan kegiatan meng-gerakkan seluruh anggota tubuh secara teratur, sehingga otot-otot menjadi kuat, persendian tidak kaku, dan aliran darah berjalan lebih lancar ke semua jaringan dan organ-organ tubuh. Rasulullah SAW menganjurkan setiap muslim berolah raga secara rutin sebagai upaya untuk menjaga kesehatan dan kesegaran jasmani. Sabda beliau : "Ajarilah anakmu (olah raga) berenang dan memanah" (HR.Dailami)

Olah raga yang dilakukan secara rutin dapat menunjang perkembangan jiwa, meningkatkan ketrampilan dan pertumbuhan badan. Selain untuk menjaga stamina, olah raga juga berfungsi untuk memperkuat daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Dalam keseharian, bila perjalanan jarak pendek, Rasulullah selalu berjalan kaki, yaitu dari rumah ke mesjid, dari mesjid ke pasar dan dari pasar ke rumah-rumah sahabat. Bahkan Beliau berjalan kaki ketika mengunjungi makam pahlawan di Baqi' sekitar tiga kilometer dari pusat kota madinah, baik pada waktu terik mata-hari maupun waktu malam. Beliau tidak suka hidup manja. Sebab ketika berjalan kaki, keringat mengalir di sekujur badan, pori-pori kulit terbuka dan peredaran darah berjalan normal sehingga terhindar dari penyakit jantung. Ingatlah bahwa mence-gah itu lebih baik dari pada mengobati.

Kiat sehat yang lain

1. Aktif menjaga kebersihan.

Beliau senantiasa tampak rapi dan ber-sih walaupun pakaian yang Beliau miliki tak lebih dari dua salinan. Tak pernah ada bintik-bintik hitam atau kuning pada serbannya. Sedang gamisnya selalu pu-tih bersih. Tiap hari kamis atau jum'at beliau mencukur rambut-rambut halus yang tumbuh dibagian pipi. Kuku juga dipotong setiap pekan. Rambut yang panjang selalu tersisir rapi dan pada waktu tertentu, beliau mengoleskannya dengan sejenis minyak wangi. Gigi be-liau putih dan berbaris rapi.

Beliau bersabda :

"Gosoklah gigimu berulang ulang sebab hal itu membersihkan mulut dan disukai Allah".(al hadits).

Rasulullah menggosok gigi bukan hanya setelah bangun tidur tapi juga setiap habis makan dan setiap hendak sholat. Pada hari jum'at disu-nahkan untuk mandi sebelum pergi ke masjid. Nabi bersabda :

"Mandi hari jum'at adalah wajib bagi setiap orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum haruman" (HR Muslim.)

Bukan saja dikala hendak melakukan sholat, diluar sholatpun setiap muslim harus memperhatikan kebersihan diri, pakaian dan lingkungan.Rasulullah men-jaga kebersihan bukan hanya karena ingin sehat tapi juga merindukan kasih sayang Allah.

2. Tidak pemarah

Suatu riwayat menceritakan bahwa se-orang utusan dari Bani Nadhir menemui Rasulullah untuk minta nasehat yang pendek dan dengan melaksanakan nase-hat pendek itu, ia ingin masuk surga sehingga terlepas dari siksa neraka. Nabi memberi nasehat pendek

"Jangan pemarah"

"Ulangi nasehatmu ya Rasulullah!"

"Jangan pemarah"

"Sekali lagi ya Rasulullah"

"Jangan pemarah"

Siapa yang tidak pemarah hatinya akan tenteram. Jika rasa marah tumbuh se-geralah dihilangkan dengan :

  • Mengubah gerakan, misalnya jika marah timbul ketika sedang berdiri maka duduklah dan sebaliknya
  • Segeralah berwudhu
  • Mengerjakan sholat sunah dua rekaat.

3. Selalu bersikap optimis dan tak per-nah putus asa.

Ketika memulai dakwah Rasulullah me-ngalami kesulitan sangat hebat di kota Mekah. Ditengah-tengah kesulitan yang kian membelit itu, sampai pada tiga tahun pertama, beliau hanya berhasil memperoleh 13 orang pengikut. Namun beliau tetap optimis. Dalam Al qur'an surat Yusuf ayat 87, Allah berfirman :

" ………… Janganlah kamu berputus asa dalam megharap rahmat Allah dan tak pernah berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir".

4. Tak pernah iri

Iri hati adalah saudara kandung dari buruk sangka. Misal, timbul kecemasan dan kegelisahan dalam diri seseorang jika temannya memperoleh kehidupan yang lebih baik atau pangkat lebih ting-gi. Hati Rasullullah selalu tenteram dan tak pernah membenci siapapun. Beliau bersabda :

"Tak kan masuk ke dalam surga siapa yang gemar memburuk-burukan nama orang lain". (HR. Abu Dawud). Hanya dalam dua hal umat Islam boleh bersikap iri. Sabda Rasul :

"Tak boleh bersikap iri kecuali dalam dua hal. Pertama terhadap orang yang memiliki kekayaan dan mempergunakannya untuk menegakan yang haq. Kedua terhadap orang yang memiliki pengetahuan dan rajin menyebarkan pengetahuannya itu kepada orang banyak" (HR. Bukhari).

Adanya keimanan dalam diri seseorang akan memiliki sikap hidup ikhlas dan sabar. Kedua sikap hidup tersebut merupakan kunci kebahagaian. Hilang-nya rasa iklas dan sabar akan menye-babkan penyakit yang kita kenal dengan sebutan stres. Apabila stres telah menghinggapi seseorang maka dia akan menjadi lemah yang akhirnya mudah terserang penyakit. Allahu a'lam.